Wednesday, July 1, 2015

ADA CILANGKAP DI BOLKIAH GARISON

Beberapa waktu lalu, saya pernah menuangkan pengalaman saya dalam bentuk tulisan, mengenai hubungan militer Indonesia dan Brunei. Saya tertarik untuk menuliskannya karena fakta yang saya alami sungguh sangat jauh berbeda dengan info-info yang disajikan berbagai media.
Berbekal sebuah tali persaudaraan yang telah terjalin erat antara saya dengan seorang sahabat dari Brunei, sayapun berangkat memenuhi undangannya untuk bersilaturahmi dengan keluarga beliau. Kami sangat dekat, karena dulu sewaktu kanak-kanak, kami pernah sama-sama tinggal dalam sebuah kompleks perumahan milik perusahaan minyak Inggris di Maracaibo, Venezuela. Seiring bertambahnya usia, kini tidak terasa bahwa kami telah menapaki karir masing-masing. Kebetulan profesi yang diambil sahabat saya adalah di bidang militer. Saya rasa bukanlah sesuatu yang istimewa jika ada diantara teman lama kita saat ini sudah memiliki pangkat dan kedudukan yang cukup tinggi di sebuah instansi. Saya yakin apa yang saya alami juga sangat mungkin dialami oleh individu lain. Itu hal biasa..!
Satu hal yang tidak biasa dan mungkin sangat luar biasa bagi saya pada waktu kunjungan itu adalah apa yang terhidang di depan mata saya. Maklum, bagaimana pun saya adalah orang Indonesia, dan selama ini sangat bergantung pada informasi dari berbagai media di Indonesia. Tidak salah rasanya jika saya menyebut pengalaman saya ini sebagai sebuah paradoks informasi. Bagaimana tidak, sewaktu masih di Indonesia dulu, saya membaca hampir semua media massa utama yang ada di negeri kita. Salah-satu hal yang paling menarik adalah pembahasan tentang konflik Ambalat antara Indonesia dan Malaysia. Di situ banyak diulas tentang kelemahan Tentara Nasional Indonesia jika dibandingkan dengan Angkatan Tentera Malaysia. Kepemilikan asset senjata TNI tertinggal sangat jauh daripada asset senjata ATM. Di mata media Indonesia, hampir tidak ada sedikitpun keyakinan atas sebuah kemenangan sekiranya saat itu meletus sebuah peperangan. Indonesia dilukiskan sebagai sosok yang besar namun tidak kekar. Bahkan saya masih terbayang dengan berbagai lukisan karikatur yang seringkali melengkapi berita yang disajikannya, disitu terlukis sebuah perbedaan mencolok antara Indonesia dan Malaysia. Kapal perang Malaysia digambarkan sebagai kapal perang modern dengan persenjataan yang lengkap, sedangkan KRI kita hanyalah sebuah perahu tua..! Saya tidak tahu apa makna sejati yang terkandung di dalam lukisan itu, apakah si pelukis ingin mengatakan bahwa sangat mustahil bagi kita untuk bisa melumpuhkan kekuatan militer Malaysia saat itu, atau sebaliknya, kita ingin menyindir negeri jiran kita bahwa untuk melumpuhkan kekuatan militer Malaysia, kita tidak perlu berbagai peralatan dan persenjataan canggih..! Kapal Malaysia cukup kita lawan dengan perahu nelayan..! Hehehe..! Wallahualam..
Ironisnya, meski kita digambarkan sebagai negara yang lemah secara militer, namun konflik itu pun kemudian reda hanya dengan sebuah kunjungan super heroik seorang presiden SBY, yang menyengajakan datang dan berdiri langsung di atas karang Unarang yang dipersengketakan. Sejak saat itu, baik Indonesia maupun Malaysia, sama-sama menahan diri, dan berusaha terus meningkatkan kemampuan militernya masing-masing..!
Kini setelah sekian tahun berdomisili di Malaysia, sedikit banyak, saya bisa mengetahui peta kekuatan yang dimiliki oleh kedua negara. Apa yang pernah saya baca di media Indonesia saat itu, tak lain adalah konten berita yang dibuat untuk media Malaysia, yang hingga kini masih dikontrol dengan ketat oleh pihak kerajaan, adapun di Indonesia, saat itu kita telah dan sedang menikmati sebuah kebebasan pers yang hampir maksimum. Dalam hal ini, saya kagum dengan langkah Malaysia, yang secara rapi mengatur berbagai elemen untuk berada dalam barisan yang sama dalam menghadapi sebuah konflik. Saya yakin ini sebuah strategi pertahanan, bukan sekedar pemberitaan. Sayangnya hal ini kurang dimiliki oleh pers Indonesia.
Kembali ke perjalanan saya di Brunei, waktu itu saya diajak jalan-jalan ke sebuah tempat yang bernama Muara Naval Base, dan disitulah saya menemukan apa yang saya sebut sebagai paradoks informasi. Apa yang diungkap oleh media nasional tentang lemahnya TNI kita saat menghadapi konflik Ambalat, ternyata tidak semuanya benar. Asset militer kita yang konon sangat kurang, justru di Bruneilah saya bisa melihat dan menyaksikannya. Pun demikian dengan Karang Unarang, nyatanya wilayah itu kini masih menjadi wilayah NKRI, dan menara suar yang sewaktu proses pembangunannya sempat mengalami intimidasi dari pihak militer Malaysia, kini mampu tegak dan tegar berdiri. Menara itu bukan hanya sebuah piranti keamanan, namun lebih daripada itu, kini telah menjelma sebagai sebuah simbol kemenangan..!
Di Bolkiah Garison, kini saya menemukan kebanggaan sebagai orang Indonesia, selain karena saya tidak perlu berbahasa Inggris, citra Indonesia juga sangat baik, bahkan disinilah satu-satunya tempat diluar Indonesia yang suasananya paling mirip dengan Cilangkap. Jangan kaget jika anda menyapa perwira yang mungkin kebetulan bertemu di dinning area itu adalah perwira TNI, dari Indonesia..! Hehehe..! Kadang saya merasa seakan kita sedang membuka paviliun Cilangkap di Bolkiah Garison, karena hampir setiap saat, selalu ada orang kita yang bertandang ke sana. Disini, saya hanya bisa tertawa..! Hehehe...












Thursday, June 25, 2015

THE WORLD'S BEST CABIN CREW 2015..!

Garuda Indonesia kembali meraih penghargaan sebagai maskapai penerbangan internasional dengan staf kabin terbaik di dunia 2015. Tahun sebelumnya juga GIA meraih predikat dan penghargaan yang sama. Sebuah bukti bahwa bangsa ini memiliki sekaligus mewarisi nilai-nilai unggul yang melekat pada masyarakat dan budayanya. Keramahan yang mungkin bagi bangsa kita adalah sesuatu yang biasa, ternyata bagi dunia justru menjadi sesuatu yang langka dan amat berharga..!
Apa yang diraih oleh Garuda Indonesia, sudah semestinya menjadi pemacu bagi bangsa Indonesia untuk terus dan lebih mencintai serta mampu melestarikan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh bangsa dan negaranya. Keramahan telah menjadi karakter bangsa kita, jangan biarkan keramahan yang telah ada ini pupus dan lenyap seiring masuknya pengaruh budaya bangsa lain. Mari kita jaga dan gali bersama..! Selain keramahan, kita juga masih memiliki keunggulan dan kekayaan lainnya, yang jika kita mau sedikit fokus dan concern, maka semua itu akan menjadi sebuah kekuatan bangsa...! Tetaplah bertapak pada budaya bangsa, dengan terus melihat perkembangan dunia. Jadilah bangsa yang unggul dan paling utama..! Indonesia, pasti bisa..!


Wednesday, June 24, 2015

FOUNDATION ATAU INSTITUTE..?

Mendapatkan wejangan dan atau kuliah tujuh menit dari keluarga tercinta, rasanya sangat luar biasa..! Mereka juga tidak pernah lepas untuk mendoakan anggota keluarga lainnya untuk senantiasa menjadi pribadi yang baik dan sukses.
Ketika ditanya rencana tahun depan, saya merasa kikuk, soalnya tiba-tiba saya merasa kembali seperti menjadi anak-anak Sekolah Dasar yang sedang ditanyai cita-cita oleh gurunya..!
Hehehe..! Tentu saja saya tidak lagi menjawab ingin menjadi camat hanya karena dulu tertarik oleh mobil dinasnya yang berwarna orange. Atau, saya juga tidak lagi bercita-cita jadi gubernur hanya karena dulu sering mendapat undangan dari para gubernur.
Kali ini, saya menjawabnya dengan keinginan untuk mengabdi pada bangsa dan negara. Saya ingin memberikan penghargaan pada mereka yang telah mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan masyarakat, melebihi porsi jabatan dan ruang lingkup tanggung jawab dinas dan pribadinya. Saya juga ingin mendorong agar daerah dan individu terus bersinergi memajukan wilayahnya, melebihi plafon yang diberikan oleh pemerintah pusat. Saya ingin agar bangsa kita senantiasa melek terhadap segala potensi dan waspada terhadap berbagai bentuk ancaman yang mungkin datang. Saya ingin agar bangsa ini senantiasa menggeliat, bangkit dan menjadi juara untuk selamanya, dan dirasakan manfaatnya oleh bersama. Saya ingin melihat Indonesia senantiasa bahagia serta menjadi kebanggaan dunia. Semoga..
Bunda, terima kasih untuk doa dan motivasinya. Insya Allah, tahun depan saya akan memulainya..! Hehehe..! Salam hangat dan selamat menunaikan ibadah puasa..!


BETAPA INDAHNYA GERMANY..!

Tidak seperti Amerika, Russia atau pun China, meski Germany masih menempatkan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi dan militer dunia terbesar, namun nyatanya negeri Bavarian ini sudah tidak lagi memikirkan apa yang disebut sebagai efek deterrence atau efek penggentar. Bagi Germany, kehidupan yang tenang dan damai tanpa permusuhan, adalah tujuan hidup bernegara yang paling utama.
Dikenal sebagai rahim bagi lahirnya teknologi dan para saintis kelas dunia, tidak membuat Germany menjadi bangsa yang pongah, merusak alam dan mengabaikan kelestariannya. Hal ini dibuktikan dengan keputusan Germany untuk menutup seluruh reaktor nuklir yang dimilikinya, namun terus menggali manfaat dan solusi untuk mereduksi efek negatif dari teknologi nuklir yang dimiliki oleh dunia. Tidak memiliki bangunan pencakar langit yang mencatatkan rekor dunia, namun tetap dipercaya sebagai kiblat teknik sipil terbaik di dunia, dan bahkan rata-rata pencakar langit yang ada saat ini merupakan buah karya dari para insinyur Germany. Membatasi kecepatan kereta api di negerinya, namun membiarkan karya anak bangsanya melesat tanpa batas di negeri China. Tidak memiliki pusat peluncuran roket ruang angkasa, namun mampu menguasai seluruh pusat peluncuran wahana ruang angkasa di seluruh dunia. Tidak bernafsu menyaingi pangsa pasar otomotif Jepang, namun memilih fokus untuk mendalami segment yang diyakininya lebih baik dan lebih aman. Kini dunia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, meski Toyota pernah mencatatkan diri sebagai perusahaan otomotif terbesar dunia, namun disaat yang sama, dunia semakin mengakui dan meyakini nilai tambah yang diusung oleh teknologi otomotif Germany. Di saat perusahaan Jepang masih fokus memikirkan mobil murah, Germany sudah memasuki era engine V-shave..! Saat mobil-mobil Jepang sedang giat mengadopsi teknologi engine V6-V8, perusahaan otomotif Germany sudah akrab dengan engine V12, bahkan saat ini, Germany tercatat sebagai satu-satunya negara yang sudah secara nyata mengadopsi engine V24 yang dicangkokan ke dalam mobil karya anak bangsanya di Perancis, Bugati Veyron.
Pasca unifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur, dunia sudah mulai melihat banyak perubahan pada diri Germany. Bermodalkan kekuatan ekonomi, keuangan dan sistem perbankannya, Germany menjelma menjadi motor penggerak ekonomi Eropa, dan menjadi kunci utama terwujudnya Uni Eropa saat ini. Germany adalah anggota terpenting NATO di Eropa, namun menjalin hubungan yang sangat erat dengan Russia, yang notabene adalah negara yang telah merebut German Timur dari pangkuannya di era Uni Soviet dulu.
Dengan tetap membiarkan Amerika sebagi poros aliansinya, dan menjalin hubungan special dengan Russia, kini Germany seperti telah menemukan bentuk kehidupan yang dicarinya. Menegakan perdamaian tanpa harus terlibat peperangan, adalah solusi damai yang diusahakannya. Germany telah dan akan terus berupaya untuk bersikap kooperatif dengan bangsa manapun demi menegakkan perdamaian dunia. Seiring dengan terwujudnya damai, perdamaian dan kedamaian di negerinya, Germany mulai menarik diri dari kesibukan militer dunia, bahkan tangsi-tangsi militer yang dimilikinya, akan disulap menjadi taman dan pusat-pusat perlidungan hewan-hewan langka..!
Jika ilmu sudah ada dipuncaknya, yang dicari bukan lagi pengakuan, melainkan ruang untuk pengabdian. Bukan lagi penggentar, namun keinginan untuk mendengar..! Semoga kelak, bangsa kita mampu mewujudkan diri menjadi bangsa yang paripurna..! Aamiin..



Monday, June 22, 2015

DATA CENTER DI SINGAPORE..!

Banyak yang kebakaran jenggot saat isu ini terkuak ke publik. Sebagai bangsa yang besar, tidak salah jika kita merasa tidak memerlukan Singapore sebagai pusat data kita. Tapi sebagai negeri pedagang, inilah cara berjualan yang unik ala Singapore..!
Baru-baru ini MoD mereview buku putih pertahanan Singapore, yang isinya tentang gambaran sosok Singapore di tahun 2065..! Sangat mengejutkan, sekiranya Singapore tidak melakukan usaha-usaha radikal, maka tidak mustahil negeri Singa itu akan tergerus oleh perkembangan zaman. Bukan berarti Singapore akan ketinggalan, tapi justru sebaliknya, khawatir jika kelak Singapore tidak mampu menampung karya-karya spektakuler yang lahir seiring perkembangan zaman.
Keterbatasan luas wilayah, adalah sebuah sumber kegelisahan yang terus menghantui disamping masalah demografi. Satu-satunya jalan adalah dengan cara saling bertukar kepentingan dengan negara yang memiliki kelebihan dalam luas wilayah dan jumlah penduduk. Pada 2065, diperkirakan ekonomi Singapore juga menguat, begitupun dengan ekonomi Indonesia yang konon akan bertengger dikisaran 5 besar dunia. Hampir bisa dipastikan, pada saat yang bersamaan, Singapore akan menjadi jalur peredaran sekaligus perpindahan uang yang amat penting dari dan ke Indonesia..!
Berkaca dari pengalaman yang ada saat ini, tentang begitu besarnya uang yang raib dari pangkuan ibu pertiwi, nyatanya Singapore jauh lebih jeli dan detail dalam mengantongi data ketimbang yang kita sendiri miliki. Dari sinilah pangkal permasalahannya bermula. Singapore menawarkan sebuah solusi jitu yang win-win solution. Tapi saya yakin, bagi para kaum nasionalis di Indonesia, apa yang dilakukan Singapore adalah sebuah tindakan yang patut dicurigai. Namun bagi Singapore sendiri, inilah bentuk investasi penting di masa yang akan datang, mengingat mereka sudah tidak memiliki tanah untuk digadaikan, bahkan untuk menyimpan asset militernya sendiri, Singapore akan menemui jalan buntu, mengingat lautan yang dimilikinya sangat tidak mungkin untuk ditutup, karena justru dari lautlah negeri itu bisa hidup..!
Pertanyaannya sederhana, sudahkah bangsa kita memikirkan keberadaan data center itu untuk dibangun di Indonesia..? As far as I know, it never be thinked yet..!
Jadi yang salah siapa, Singapore atau kita..? Dan yang perlu juga siapa, kita atau mereka..?
Hehehe..! Baiklah, saya tidak ingin mencari siapa yang salah, tapi mari kita mencari sebuah perbandingan yang setara. Jika disektor pertahanan, duniapun tahu arah kebijakan yang akan kita ambil, tapi pernahkah kita tahu seperti apa bentuk dan rupa dari wajah perbankan kita di tahun 2065..?
Disinilah salah satu kecerdasan Singapore, dimana mereka mampu lebih dulu membuat gambaran detail tentang ekonomi dan perbankan nasional kita..! Jangan heran, jika orang sekelas Rini MS Suwandi pun turut terkejut, dan secara spontan merasa perlu akan keberadaan data center tersebut..! Secara pribadi saya meyakini tidak ada sedikitpun rahasia negara yang dijual Rini, karena dalam dunia inteligent, tidak semua data yang kita cari harus dicuri, apalagi sampai harus menodong..!
Beruntung kejadian ini terjadi di zaman yang serba modern, dimana informasi bisa langsung dikonsumsi oleh publik, sehingga kita sebagai rakyat biasa pun bisa dengan mudah mengetahui apa yang terjadi dengan pejabat tinggi negara kita. Ini sebuah tantangan..! Akankah kita tersadar dan kemudian bangkit..? Semoga...! 

Sunday, June 21, 2015

PINDAD


Meski bukan yang utama, tapi mungkin yang terbaik..!
Bulan yang lalu, Indonesia kembali menjadi champion dengan memborong lebih dari separuh medali yang disediakan dalam ajang lomba tembak militer ASAAM 2015 di Puckapunyal, Victoria, Australia...! Prestasi ini tentu sangat membanggakan, karena selain mencatatkan diri sebagai juara umum, Indonesia juga kokoh mempertahankan prestasi sebagai juara bertahan selama 8 pagelaran berturut-turut..! Sungguh sebuah rekor yang belum pernah digoreskan oleh delegasi manapun, bahkan oleh Australia sendiri sebagai sang Tuan Rumah..!
Meski kita datang bukan berbekalkan senapan produk Jerman ataupun negeri Paman Sam, namun nyatanya senjata Pindad SS kita sangat mengagumkan, bahkan pihak Australia dan Amerika merasa perlu untuk meneliti muatan teknologi yang dikandungnya..! Hehehe..! Ulah kolokan yang sangat memalukan..!
Kini dengan berbagai pencapaian prestasi yang telah diraihnya, TNI dan Polri kian yakin untuk tetap setia pada produk unggulan dalam negeri. Bahkan pihak militer Brunei, Srilanka, Cambodia, Timor Leste, Afrika dan Timur Tengah, telah menjadikannya sebagai pilihan utama.
Dampaknya sangat luar biasa, berkat kepercayaan global itu pula, kini Pindad telah mampu untuk terus mengupdate teknologi yang dimilikinya. Bukan hanya itu, setelah mengalahkan senjata-senjata lain dalam berbagai ajang lomba menembak, hari ini Pindad juga telah mengalahkan salah satu pabrikan senjata carbine terbesar dunia, Colt..!
Pabrikan yang menghasilkan carbine jenis M4, dan menjadi andalan tentara Malaysia, bahkan telah dirakit secara khusus oleh perusahaan strategis Malaysia, hari ini pula secara resmi telah melayangkan pernyataan perlindungan dari para kreditornya, alias bancruptcy, atau pailit..!

Andai sebuah gadget sudah ditinggal produsennya, alamat proses peningkatan dan jaminan kualitas pun akan segera berakhir. Jika ini yang terjadi, betapa sedihnya melihat tentara Malaysia yang berbekalkan senjata, tetapi sudah tidak ada lagi produsennya. Semoga berita duka ini tidak disia-siakan oleh Pindad untuk melebarkan sayapnya di negeri jiran tersebut..! Semoga..






Saturday, June 20, 2015

MENHAN MABUK KECUBUNG..?



Ada sesuatu yang menggelitik, sekaligus juga amat membanggakan, saat Menhan Ryamizard Ryacudu dengan tegas menyatakan sikap optimisnya. Lima tahun yang akan datang, atau kurang lebih sekitar tahun 2020, TNI akan mampu bertengger dalam jajaran 10 besar rangking militer dunia terbaik..!
Mari kita mengingat kembali, bukankah pada waktu itu IFX kita pun belum kelar, kapal selam kita hanya bertambah 3 unit Changbogo, F5E Tiger kita entah masih bisa terbang atau tidak, F16 A/B pun mungkin udah pada stroke, Hawk sudah terlalu renta, Golden Eagle dan pesawat dari Embraer pun tentu sudah tidak lagi muda..? Di Asean kita selalu kalah ama Singapore, jangan tanya kalau sama Australia. Lantas, apanya yang akan membuat kita mampu menjadi militer top ten in the world..?
Hehehe..! Seandainya bukan seorang Menhan yang melontarkan pernyataan itu, saya yakin siapapun dia akan mendapatkan serangan menyakitkan, dituduh ngigau, onani otak, mabuk kecubung, dan lain-lain..! Atau bisa jadi pak Menhan kita sedang melewati syndrome kekanak-kanakannya, maklum usianya juga sudah tidak lagi muda. Tapi kenapa pihak istana tidak merekrut staf ahli dari para formiler yang mengetahui banyak tentang seluk beluk militer dunia ya..? Gak cukup duit..? Hahaha..! Kasihan banget Indonesia, dari dulu miskin kok dipelihara..?